Proyek Jembatan Gantung Sidomulyo Silang Sengkarut, Diduga Sarat KKN

Lampung Utara

LAMPUNG UTARA (RNSI) – Warga Desa Tanjungbaru, Kecamatan Bukitkemuning, Lampung Utara, akui proyek pembangunan Jembatan Gantung Sidomulyo minim pengawasan selama pekerjaan berlangsung.

Menurut penuturan salah satu warga setempat, pengawas dinas dari Balai Besar BPJN Provinsi Lampung selama pengerjaan proyek hanya sesaat saja terlihat di lokasi saat pekerjaan berlangsung.

Sehingga, warga beranggapan oknum kontraktor mendapat restu untuk bekerja asal-asalan.

“Pekerjaan tanpa pengawasan (dinas), belum serah terima sudah kelihatan bobroknya, apakah diterima oleh masyarakat, sedangkan masyarakat awalnya mau menghibahkan lahan kebunnya karena ada janji dari pihak Balai Besar (BPJN) jembatan gantung itu dibuat sebaik mungkin. Kata Pak Habibi (PPK) akan meminimalisir kerusakan lahan, mempekerjakan warga yang menghibahkan lahan, jembatan ada lampu penerangannya dari lampu tenaga surya, bahkan kata dia mau dipasang bronjong,” keluh F, sembari meminta identitasnya disamarkan, Senin, 18 Maret 2024.

Caption: kondisi salah satu sisi proyek jembatan gantung saat ini. Foto diambil Senin, 18 Maret 2024. Pondasinya telah mengalami abrasi. Foto: ist.

Selain itu, pihak konsultan pengawas yang hampir setiap hari di lokasi pun seperti mengamini cara kerja oknum kontraktor CV Sinar Alam Perkasa.

Dalam buku petunjuk kerja yang sempat dilihat dia saat pelaksanaan pekerjaan fisik, seharusnya pada saat pembukaan badan jalan, material tanah tidak boleh dibuang sembarangan apalagi ke lahan kebun kopi milik warga, melainkan harus diangkut menggunakan armada truk untuk dibuang ke lokasi yang sudah disiapkan sebelumnya.

“Warga yang kebun kopinya rusak gara-gara tanah hasil pembukaan badan jalan sempat marah, tapi saya dinginkan, Alhamdulillah mereka semua mau mendengarkan. Tapi itu kan kalau menurut buku panduan kerja yang punya konsultan harus diangkut pakai mobil (armada) truk, gak boleh dibuang sembarangan,” imbuhnya.

Terpisah, Pengawas (Penilik) Lapangan BPJN Provinsi Lampung, Dedi Eko Wibowo, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya di nomor +62 822-7925-3XXX mengatakan pekerjaan tersebut telah diserahterimakan sementara (Provisional Hand Over) pada 20 Desember 2023 tahun lalu.

Baca Juga :  Gelaran Festival UMKM dan Ekonomi Kreatif 23 Kecamatan se-Lampura Usai

Namun dirinya juga tidak membantah pekerjaan tersebut belum sepenuhnya selesai, dirinya mengatakan masih ada pekerjaan tambahan yang belum selesai, dan pihak rekanan sudah meminta tambahan waktu (addendum) selama 50 hari dari selesainya masa kontrak kerja.

“Sudah PHO sekitar 20 Desember 2023 kemarin. Tapi memang betul ada pekerjaan tambahan yang belum diselesaikan, dan pihak pemborong sudah meminta tambahan waktu (addendum) 50 hari, tapi ini saya enggak tahu, ada tambahan waktu lagi atau enggaknya. Coba nanti saya tanya dulu ke kantor,” ungkap dia.

Masih kata dia, mulai dari pekerjaan rabat beton, TPT, yang diklaim belum selesai, dirinya mengatakan bahwa pekerjaan tersebut tidak ada didalam RAB dan gambar rencana kerja.

Termasuk pekerjaan Bronjong memang tidak dianggarkan karena ada pemangkasan nilai pagu anggaran dari sekira Rp7 miliar lebih menjadi Rp5,6 miliar.

Sehingga untuk menghindari kelongsoran, bakal ditancapkan bambu untuk menahan tanah.

“Bronjong itu memang tidak ada pekerjaannya. Kalau Rabat Beton dan TPT hanya di arah Sidomulyo saja yang dikerjakan, kearah Dusun Halampam sebenarnya tidak ada, itu hanya tambahan dari pemborongnya. Lampu Tenaga Surya juga tidak ada, itu dulu pas perencanaannya, karena ada pengurangan anggaran jadi tidak ada (realisasi) pekerjaan,” jelasnya.

“Yang longsor itu nanti rencananya mau dipasang (tancap) bambu untuk nahan supaya (tanah) enggak longsor,” timpalnya.

Sebelumnya diberitakan, proyek jembatan gantung Sidomulyo yang berada di Desa Tanjungbaru Kecamatan Bukitkemuning, diduga bermasalah.

Pasalnya, bangunan yang menelan anggaran hingga miliaran rupiah hingga kini tak kunjung selesai.

Program kerja milik Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Lampung itu diketahui memilih perusahaan CV Sinar Alam Perkasa melalui E-katalog dengan nilai kontrak Rp5,6 miliar lebih.

Baca Juga :  Mensos RI Santuni Badri, Warga Lampura Penderita Tumor Rahang

Durasi kontrak yang ditetapkan untuk melaksanakan pekerjaan selama 180 hari kerja, terhitung sejak 05 Juli 2023 hingga masa berakhirnya kontrak di tanggal 31 Desember 2023 tahun lalu.

Namun, kenyataan dilapangan, jembatan gantung yang digadang-gadang bakal menjadi kebanggaan warga setempat, tercoreng oleh oknum kontraktor yang disinyalir mengerjakan jembatan gantung asal jadi.

Pekerjaan proyek jembatan gantung tersebut hingga awal Maret 2024 tak kunjung rampung.

Pekerjaan rabat beton hingga kini belum juga selesai, sehingga masyarakat belum diperbolehkan untuk melintas diatas jembatan.

Tak berakhir disitu, pekerjaan jembatan gantung juga tidak diberikan bronjong pada sisi-sisi bawah jembatan sehingga dikhawatirkan pondasi jembatan mudah tergerus oleh arus air sungai.

Termasuk pada pekerjaan Tembok Penahan Tanah (TPT) yang diduga dikerjakan asal-asalan dan tak sesuai spesifikasi, bahkan ada beberapa titik tebing yang tidak dipasang TPT dan mengakibatkan dinding tebing mulai mengalami longsor, yang membuat warga merasa was-was jika nantinya melewati jembatan gantung.

Menurut sumber terpercaya media ini, oknum pemborong hingga kini tak kunjung menyelesaikan pekerjaannya, meski di lokasi masih menyisakan 3-4 orang pekerja yang hanya bertugas menjaga peralatan kerja.

Pekerjaan jembatan gantung yang nilainya sangat fantastis, namun pengerjaannya diduga asal jadi.

Terbukti saat ini, mulai terjadi longsor pada timbunan pondasi diantara sisi jembatan dan drainase.

Belum lagi pembersihan sisa-sisa material yang tak kunjung dikerjakan, bahkan ada kecurigaan sisa-sisa material akan dibuang ke bantaran sungai.

“Pekerjaan jembatan gantung itu sudah sangat dikeluhkan warga disini, kami menunggu berbulan-bulan, tapi sampai hari ini tidak bisa digunakan. Kerjaan rabat beton belum selesai dikerjakan, dinding tebing sudah mulai longsor, apalagi itu, yang disamping jembatan, timbunan pondasinya sudah longsor, kita khawatirkan jembatan gantung ini tidak lama bertahan,” ucap sumber, Jumat, (15/03).

Baca Juga :  Cegah Penyebaran Covid, Sat Binmas Polres Lampura Gelar Focus Group Discussion (FGD)

Terpisah, Pelaksana Lapangan, Jerry saat dikonfirmasi sejumlah awak media membenarkan masih ada beberapa sisa pekerjaan yang belum terselesaikan. Namun pada pekerjaan utama (jembatan) pihaknya mengklaim sudah menyelesaikan secara menyeluruh.

“Pihak perusahaan siap menyelesaikan seluruh pekerjaan disini. Tapi kalau untuk pekerjaan jembatan gantung sudah diselesaikan, hanya saja ada beberapa pekerjaan minor yang belum selesai,” ujarnya. (*/tim/red)