Mendekati Idul Adha 1443 H, Wabah PMK Sapi Mereda

Nasional

JAWA TIMUR (RNSI/SMSI) – Kalangan peternak di Mojokerto, Jawa Timur sempat dihantui wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi selama hampir tiga minggu belakangan.

Situasi menakutkan tersebut kini mulai mereda. Wabah PMK berangsur terkendali.

Dilansir melalui laman resmi Indonesia.go.id, Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto, menyatakan, sapi-sapi yang terserang PMK dengan gejala mulut dan kaki seperti melepuh, leher bawah rahang bengkak, kini mulai sembuh dan dapat kembali berdiri tegak.

Data yang dirilis Diperta Kabupaten Mojokerto menyebutkan, per 16 Mei 2022 hewan ternak yang tertular PMK itu ada 1.221 ekor.

Tercatat, lima ekor kambing dan selebihnya sapi.

Dari jumlah itu, 297 ekor sapi telah dinyatakan sembuh, terbebas dari virus PMK.

Sebelumnya, saat wabah PMK mulai merebak, sebagian peternak memilih untuk terus merawat hingga sembuh.

Meski demikian, Kementerian Pertanian menjamin bahwa penyakit PMK tidak menular ke manusia.

Sejauh ini angka kematian oleh PMK hanya terjadi pada sapi, sebanyak 21 ekor. Tidak tercatat ada korban pada kambing dan kerbau.

Tingkat kematian pada sapi akibat wabah PMK sekitar 0,18 persen.

Meski demikian, Kepala Diperta Mojokerto, Nurul Istiqomah, menyatakan, situasi waspada tak boleh mengendor.

Ia pun terus mengerahkan jajarannya untuk melakukan tindakan penanggulangan bagi ternak yang sakit dan pencegahan penularan.

‘’Tim-tim yang ada terus kami sebar tiap hari untuk melakukan penanganan terhadap hewan yang sakit. Kami juga meminta tim-tim itu melakukan perlindungan terhadap hewan-hewan yang sehat, agar tidak tertular virus PMK ini,” ujar Nurul, dikutip pada laman resmi Pemkab Mojokerto.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sibuk meninjau daerah-daerah yang terpapar oleh penyakit PMK, yang mewabah, sejak akhir April 2022. Mengikuti arahan Presiden Jowo Widodo, Pemprov Jatim memberlakukan lockdown, karantina total, bagi daerah yang terserang wabah PMK.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Massal bagi Ulama dan Tokoh Lintas Agama

Sejauh ini, sudah enam kabupaten yang positif dinyatakan tersengat oleh foot and mouth disease (FMD) itu, yakni Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto, Lumajang, dan Magetan. Namun, suspek juga di temukan di sejumlah kabupaten yang lain.

Sejumlah pemkab menutup pasar ternaknya untuk sementara waktu.

Mereka juga me-lockdown wilayahnya. Mobilitas mamalia besar antarkabupaten pun terhenti, utamanya dari daerah yang telah terjangkiti wabah virus tipe A (T-A) dari jenis Aphtaee epizootecae, yang berasal dari famili Picornaviridae itu.

Data terhimpun hingga 11 Mei 2022, menyebut ada 3.400 ekor sapi yang telah terinfeksi virus PMK ini di Jawa Timur.

Gubernur Khofifah, yang mantan Menteri Sosial RI itu, mengatakan, penanganan untuk penyakit hewan berkuku genap ini mirip dengan pengendalian Covid-19.

Karantina mandiri oleh peternak diinstruksikannya agar berbasis kandang. Yang sakit diisolasi di kandang terpisah, paling tidak selama 14 hari, hingga seluruh gejala klinis KM luruh dan menghilang.

‘’Mirip dengan proses penanganan Covid-19, karena ini penyebarannya lewat airbone (transmisi udara). Dalam radius tertentu ada kemungkinan virus bisa terbawa angin,’’ katanya.

Droplet dari mulut dan hidung hewan yang sakit, dan kotoran dari perut sapi, bisa menempel di benda-benda ringan seperti bulu atau serpihan kayu kandang, bisa terbang terbawa angin dan menjadi media penularan.

Maka, kandang ternak rumunansia itu tak bisa dibiarkan terlalu terbuka.

Pergerakan ternak, kata Khofifah, harus dibatasi utamanya pada daerah yang telah terpapar virus PMK.

“Ternak dari luar jangan masuk dulu, dan ternak yang dari dalam juga jangan keluar sampai proses pengobatan dan penanggulangannya tuntas,” tegasnya.

Sampai 11 Mei 2022 tercatat, wabah PMK itu telah masuk ke 10 provinsi dan menyebabkan 6.498 ternak terinfeksi.

Baca Juga :  Vaksin Sinopharm Menurut Dokter China Tidak Aman ?

Ke-10 provinsi yang telah terpapar itu ialah Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

Sementara itu, Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan, sebagai salah satu sentra sapi nasional, bersiaga mencegah penularan.

Stasiun Karantina Pertanian (SKP) Kelas I Parepare, Sulawesi Selatan, memperketat lalu lintas hewan ternak.

Setiap hewan ternak yang masuk dan keluar diharuskan lolos karantina serta mempunyai sertifikat kesehatan.

“Pemasukan dan pengeluaran hewan wajib dilengkapi sertifikat kesehatan yang diterbitkan dokter hewan karantina,” kata Subkoordinator Pelayanan Operasional SKP Kelas I Parepare drh Rian Hari Suharto kepada wartawan, Senin lalu, 16 Mei 2022, melalui laman Indonesia.go.id.

Stasiun Karantina Pertanian Pare-Pare pun kini siap melakukan karantina wajib 14 hari bagi semua jenis ternak mamalia besar yang akan masuk atau keluar dari wilayah tersebut.

Melalui Keputusan Menteri (Kepmen) Pertanian nomor 403 dan 404 tahun 2022 tentang Penetapan Daerah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), tertanggal 9 Mei 2022, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah memutuskan kebijakan yang akan diambil menyusul merebaknya penyakit itu.

Kepmen tersebut menyatakan bahwa otoritas veteriner kesehatan pusat dan daerah dan otoritas karantina hewan ternak, atas nama pemerintah, akan berkordinasi ke badan pemerintahan lain di pusat maupun daerah, untuk melakukan pengamatan, pencegahan, pengamanan, pemberantasan, pengobatan hewan terkait penyakit PMK.

Tentang teknis pelaksanaannya akan diserahkan kepada otoritas veteriner kesehatan ternak di daerah.

Terpisah, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat pun telah menerbitkan panduan penanganan wabah PMK ini.

Untuk mencegah penularan, prosedur yang disebut biosekuriti ini mencakup tindakakan sterilisasi, dengan disinfektan.

Secara rutin kandang dan peralatan kerja yang ada dibersihkan dengan cairan disinfektan.

Baca Juga :  Kominfo RI Segera Bentuk Net Ethics Committe

Pekerja dan siapa pun yang datang ke kandang harus lebih dulu disemprot dengan disinfektan dan masuk kandang dengan pakaian APD.

Kendaraan pekerja dan pengangkut pakan tak luput dari kewajiban sterilisasi.

Tindakan biosekuriti kepada hewannya sendiri, antara lain dilakukan dengan isolasi dan karantina.

Harus ada pembatas zona aman antara kandang ternak sehat dan kandang isolasi bagi hewan yang sakit (tertular) PMK.

Hewan yang tertular, yang baru sembuh atau yang suspek terkena PMK, disarankan dipotong.

Bangkai hewan yang mati, kotoran hewan, dan produk hewan lainnya harus dimusnahkan, dengan dikubur atau dibakar. Vaksinasi disarankan untuk hewan sehat.

Adapun pengobatan yang disarankan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar adalah, antara lain, pemotongan atau pembuangan jaringan tubuh yang terinfeksi, seperti kuku sapi yang akan terkelupas.

Jaringan lunak di antara kuku dan kaki ternak yang melepuh akibat terinfeksi disarankan disemprot dengan chloramphenicol atau larutan cuprisulfat 5%.

Sapi, kerbau, kambing, atau kuda yang sakit juga bisa diinjeksi secara intravena dengan sulfamidine.

Serangkaian tindakan itu pula yang telah dilakukan di Mojokerto. Ratusan sapi yang terinfeksi pun kini kembali sehat.

Jumlah ternak sapi yang tertular PMK di Mojokerto sementara ini sudah lebih kecil dibanding jumlah sapi yang terinfeksi.

Namun, di sejumlah daerah lain wabah sedang dimulai.

Jajaran otoritas veteriner kesehatan hewan, karantina, dan peternak harus kerja keras dan masuk kandang. Toh, virus ini tak menular kepada manusia. (Indonesia.go.id/Putut Trihusodo/red)