LELAKI BERUSIA MENDEKATI SETENGAH ABAD DAN SEPASANG PISAU KEMBAR 

Opini & Puisi

Karya : Ardiansyah

lelaki berusia mendekati setengah abad itu begitu bahagia dengan sepasang pisau kembar yang didapatnya dari seorang penempa nun jauh di pelosok desa. menuju ke sana adalah jalan yang berkelok dan bercecabang. padat dengan anak-anak kecil tanpa baju dengan segaris ingus bergelayut di ujung lubang hidung mereka.

meski begitu, pisau kembar bergagang kemuning : juga berselimut kuning yang serupa,

membuat hatinya sesak dengan bunga seroja berwarna merah muda. Bias lembayung putih tertancap di ujung mata pisaunya : kembar tak beda, pun bermantera sama.

setiap malam, ketika jangkrik saling tawar-menawar semburat rembulan dan kunang-kunang bergelayutan menakuti anak-anak kecil yang selalu enggan mengenakan baju, dengan jejak ingus di ujung lubang hidungnya, terus menatap kilauan pisau kembar itu.

“ah, aku tak perlu cermin. aku tidak percaya,” tutur lelaki itu sambil mengibas-ibaskan kedua pisau miliknya. ia melihat seraut wajah menempel di mata pisau kembar itu.

darah pencuri yang tidak pernah mencungkil jendela rumahnya muncrat berhamburan dari dadanya. seorang WTS mabuk tertancap pisau di kelamin dan di kedua buah dadanya.

di ujung jalan, pemuda kampung Sawojajar bermain gitar.

2019

 

Baca Juga :  Pendataan Memang Bukan Pendaftaran