Agustam Hadi : “Beguwai Jejamo Wawai” Harus Diimplementasikan dengan Maksud Berbuat Bersama untuk Kebaikan Bersama

Lampung Tengah

LAMPUNG TENGAH (RNSI/SMSI) – Makna dari slogan “Beguwai Jejamo Wawai” yang menjadi filosofi masyarakat Kabupaten (Kab) Lampung Tengah (Lamteng) harus diimplementasikan dengan merujuk pada maksud berbuat bersama-sama untuk kebaikan bersama.

Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Pemerhati Ekonomi Masyarakat (LESPER) kabupaten setempat, Agustam Hadi, Jum’at, 25 Juni 2021, di kediamannya.

“Slogan dimaksud sebagai simbol awal mula terbentuknya Kabupaten Lampung Tengah yang saat itu terpusat di Kecamatan Gunungsugih, pada 2001 lalu,” terang Agustam Hadi.

Dalam kesempatan itu, dirinya juga menanggapi situasi dan kondisi, serta gejolak yang mulai muncul di masa Pemerintahan Bupati Musa Ahmad – Ardito Wijaya saat ini.

Menurutnya, Kab. Lamteng memiliki sembilan marga yang disimbolkan dalam “Jurai Siwo” sebagai lambang sembilan adat budaya masyarakat Lamteng.

“Jadi intinya, masyarakat Lamteng tidak ingin adanya perpecahan dan kecemburuan sosial antara satu dengan yang lain dan berujung adanya kesan dikotomi atau masyarakat yang ‘terkotak-kotak, di masa kepemimpinan Bupati Musa Ahmad dan Wakil Bupati Ardito Wijaya saat ini,” ujar Agustam.

Dia juga menjelaskan, dalam beberapa pekan ini, banyak informasi, aduan, dan keluhan dari berbagai sumber, seperti dari rekanan kontraktor, LSM, awak media, pedagang, petani, dan yang lainnya, akibat yang ditimbulkan dari adanya aturan dan/atau kebijakan yang membuat mereka merasa ada perbedaan.

“Apalagi di masa pandemi saat ini. Bahkan mereka merasa hanya segelintir pihak-pihak saja yang merasakan nyaman dengan hal itu,” sesalnya.

Dalam hal ini, lanjutnya, tidak terkait hasil Pilkada yang sudah berlalu, pihak siapa, pendukung siapa, namun siapapun pemimpin di Kab. Lamteng saat ini itulah pemimpin yang perlu didukung, dan disupport demi kebaikan bersama.

Baca Juga :  LP Kelas ll B Gunungsugih Sosialisasi SIMPEG dan SUMAKER

“Kami khususnya dari LSM Lesper, sebagai lembaga kontrol sosial, perlu dong untuk mengingatkan pemerintahan saat cara atau langkah yang diambil itu salah atau dengan kata lain tidak tepat,” ungkap Agustam.

Idealnya, tidak jarus menunggu semua elemen masyarakat melakukan aksi atau harus turun ke jalan menyampaikan aspirasi, baru pemerintah daerah berpikir dan mengambil kebijakan populer.

“Seharusnya, seorang pemimpin itu peka dan dapat membaca situasi yang saat ini terjadi di tengah masyarakat,” tambah dia.

Dirinya juga berharap, simbol Beguwai Jejamo Wawai yang dirumuskan di era pemerintahan Bupati Andi Ahmad dapat diimplementasikan guna membangun, memperbaiki, dan menjadikan Kab. Lamteng lebih baik lagi di masa mendatang.

“Kami berharap apa yang dikatakan Wabup Ardito Wijaya saat menghadiri pelantikan Ormas PGK kemarin benar adanya. Jangan hanya ucapan saja, tetapi tidak dijalankan. Apa yang beliau katakan kemarin yang berharap keberadaan Ormas, LSM, serta berbagai asosiasi yang ada di Lamteng dapat bersinergi mendukung pembangunan, tetapi tidak pernah mendengar keluh-kesah masyarakat di bawah,” cetus pria yang aktif di media sosial ini.

Untuk itu, lanjutnya, kepada semua elemen masyarakat agar dapat duduk bersama mencari solusi atas gejolak saat ini.

“Minimal kalau kita belum bisa menyatukan, setidaknya jangan sampai menabur perpecahan. Perlu diingat, kami bukan ‘Joker’ atau badut yang sejarahnya dari orang baik menjadi orang jahat karena tidak bisa menahan kezoliman,” tegasnya. (Ki)

Foto Utama : Ketua LSM LESPER Lamteng, Agustam Hadi. Foto : Riki Antoni.