NEGERI AWAN

Opini & Puisi

Cerpen Hilya Qanita Isnaini *

 

“Hoamm” ucap seorang gadis bernama Rachel dia terbangun di atas awan dengan kebingungan. “Aku di mana? perasaan aku di kasur deh,” gadis itu menatap sekelilingnya. Tiba- tiba ada awan kecil yang menghampirinya.

“Hai, aku Nina,” ucap awan itu

“Aku Rachel”

“Kok kamu ada di sini?” dengan kebingungan awan itu bertanya “Aku juga gak tahu tiba tiba aku di sini,” Rachel menjawab

“Oh begitu, ya sudah aku akan mengajakmu berkeliling” awan itu mengajak Rachel ke suatu tempat yang penuh dengan awan.

“Nah, di sini banyak awan-awan lain sepertiku” awan itu menjelaskan

“Oh iya, kamu mau ke rumahku?” ajak Nina

“Iya, aku ikut” jawab Rachel

 

Mereka pergi dari tempat itu dan pergi ke rumah Nina Si Awan kecil “Ini rumahku”. “Wow bagus sekali” Rachel melihat rumah yang terbuat dari awan yang berwarna. “Ayo masuk!” ajak Nina.

Mereka masuk, kemudian pergi ke kamar Nina “Biasanya kamu sering main apa di Negeri Awan ini?” tanya Rachel

“Biasanya, di sini aku main kejar-kejaran dengan temanku”

“Oh, begitu ya”

“Iya Rachel”

Setelah beberapa lama mereka bermain di sana. Nina mengajak Rachel ke luar rumah “Rachel, yuk ke luar aku bosen di sini”

Akhirnya, mereka pun memutuskan untuk ke luar, tetapi Rachel melihat langit menjadi gelap dan tidak terang seperti biasanya “Aduuuh…” kata Nina.

“Kenapa Nin?”

“Ayo segera masuk di sini berbahaya ada Awan Hujan Petir”

“O..oke” mereka pun masuk ke dalam lagi

“Apakah awan itu berbahaya Nin?” tanya gadis itu

“Iya, dulu dia sama sepertiku. Bahkan dia adalah sahabatku, sifatnya dulu penyabar dan baik hati, tetapi setelah dibully dia berubah menjadi pemarah” jawab Nina .

Baca Juga :  Konferensi PWI Kartu Mati dan Mandat?

“Siapa namanya?” tanya Rachel

“Namanya Anna”

“Kenapa kamu membiarkan sahabatmu seperti itu?”

“Aku sebenarnya mau dia jadi kayak dulu tapi sekarang aku malah jadi takut” kata Nina.

Rachel segera berlalu ke luar menghampiri Anna Si Awan Petir Hujan.

“Anna!” setelah Rachel memanggil namanya, Si Awan itu menoleh lalu menyambar Rachel yang membuatnya lemas dan nyaris pingsan. Setelah melihat kejadian itu, Nina segera membawa Rachel masuk. “Rachel bangunlah!” dan Nina menyiram Rachel dengan segelas air Rachel terbangun lemas seperti motor yang kehabisan bensin.

“Di mana Anna?” tanya Rachel

“Tadi kau disambar oleh Anna” jawab Nina

“Sebaiknya kalau kamu mau menghampiri Anna besok saja ke tempat persembunyiannya” Nina menjelaskan

“Apa kamu tahu di mana tempatnya?” tanya Rachel

“Aku tahu, besok kita akan pergi ke sana” jawab Nina

Setelah kejadian itu mereka mengobrol dan tertidur. Paginya, Rachel terbangun dan langsung membangunkan Nina.

“Nina bangun ini sudah pagi” ucap Rachel

“Hoam, aku masih ngantuk Rachel” jawab Si Awan Kecil.

“Ih, ayo katanya kita mau ke tempat persembunyian Anna” jawab si Rachel

“Oh iya, kita sarapan dulu yuk”

“Ayo” jawabnya dengan semangat.

 

Mereka segera pergi ke dapur “Kita makan apa?” tanya Rachel

“Kita makan pelangi” jawab Nina

“Hah, emangnya enak?” Rachel merasa kebingungan

“Iya, rasanya manis” ucap Nina dengan semangat meyakinkan

Rachel mencoba memakan pelangi itu dan ternyata rasanya manis. Setelah mereka selesai sarapan, mereka segera pergi ke tempat persembunyian Anna.

Setelah mereka sampai mereka mengetuk pintu, tidak lama kemudian ada yang membukakan pintu.

“Ada apa Nina?” tanya Anna

“Kenapa kamu menjadi pemarah?” tanya Nina

Baca Juga :  AKU, PERKUTUT, DAN SEGELAS KOPI

“Kan kamu sudah janji tidak akan seperti itu lagi” jelas Nina

“Iya, maafkan aku Nina, tapi aku akan tetap menjadi seperti itu untuk dunia. Kamu tahu kan, akhir-akhir ini tanah menjadi kering dan padi tidak tumbuh?” jawab Anna

“Iya, aku ingin menyuburkan tanah yang ada di dunia. Supaya tanaman bisa tumbuh dengan baik.” seru Anna.

“Nah, ini baru sahabatku” jawab Nina

“Tapi Nina, dia siapa?” tanya Anna sambil menatap Rachel

“Aku Rachel, teman Nina” jawab Rachel

“Maafkan aku Rachel, aku telah menyakitimu” ucap Anna

“Tidak apa-apa Anna aku tahu kok kamu saat itu lagi marah” jawab Rachel

“Eh, gimana kalau kita bersahabat bertiga?” tanya Nina

“Aku setujuu” jawab Rachel dan Anna kompak

Sejak saat itu, mereka bertiga memutuskan untuk bersahabat dan saling membantu, terutama untuk membantu tumbuhan tetap subur dan tanah pertanian menjadi tumbuh dengan baik dan sehat sehingga dunia kembali menjadi indah.

 

 

PENULIS

Hilya Qanita Isnaini, lahir di Bandung 14 Oktober memiliki hobi menggambar dan mengarang cerita. Saat ini, Hilya duduk di kelas 3, MI Thoriqul Huda Kota Bandung. Hilya memiliki seorang kakak dan adik perempuan yang cantik. Hilya tinggal bersama keluarganya di Kota Bandung, Jawa Barat.

Loading