Ayam Petelur, Agroindustri Potensial Skala Rumahan

Inspirasi & Inovasi

LAMPUNG UTARA (RNSI/SMSI) – Masyarakat di Indonesia sudah tak asing dengan budidaya beternak ayam. Baik yang dijalankan alakadarnya secara liar, maupun dengan teknik budidaya yang ditujukan memenuhi kebutuhan agroindustri yang pada akhirnya meraih pendapatan ekonomi secara optimal.

Banyak jenis ayam yang dibudidayakan di seantero penjuru tanag air. Salah satu yang sangat potensial yakni jenis ayam petelur.

Hal itu bukan tanpa alasan. Sebab, penggunaan telur ayam sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Telur ayam juga merupakan salah satu komoditi utama bagi masyarakat Indonesia yang dibutuhkan oleh pasar. Baik pasar tradisional bahkan pasar modern seperti supermarket sekalipun.

Permintaan telur ayam di pasaran yang selalu stabil, bahkan cenderung meningkat, menjadi sebuah hal yang positif bagi para peternak ayam petelur.

Dalam beternak ayam petelur ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dengan baik agar semuanya berjalan lancar. Diantaranya, bibit, kandang, pakan, dan tentunya modal yang dibutuhkan.

Untuk pemula tak perlu khawatir, karena bisa memulai dengan membeli pullet terlebih dahulu. Setelah terbiasa dan bisa menyesuaikan, maka bisa memulai beternak sejak ayam masih dalam bentuk bibit.

Seperti dilansir laman hobi.com, Pullet adalah ayam petelur yang sudah dipersiapkan dengan baik agar siap untuk bertelur, biasanya berusia 10-16 minggu.

Bagi pemula bisa memulai beternak ayam petelur dengan membeli pullet yang berusia 15 atau 16 minggu. Untuk lebih jelasnya, berikut dipaparkan analisa ternak ayam petelur 100 ekor.

Analisa Ternak Ayam Petelur 100 Ekor

Dalam beternak ayam petelur terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Sebelum memulai beternak, ada baiknya mempelajari analisa beternak ayam petelur sebagai berikut.

1. Modal Kandang

Kandang merupakan hal yang utama dalam kegiatan beternak. Untuk kandang ayam petelur lebih baik adalah menggunakan kandang baterai.

Kandang baterai sederhana bisa dibuat sendiri dengan bahan utama bambu. Terdapat dua komponen, yakni kandang utama dan kandang bagian dalam. Untuk kapasitas ayam petelur 100 ekor, maka rinciannya adalah sebagai berikut.

Baca Juga :  Godong Kucing atau Daun Jintan Mampu Redakan Stres dan Kecemasan 

Kandang Utama

Untuk membuat kandang utama terdiri dari 3 komponen, yaitu kayu, bambu, dan atap yang terbuat dari asbes. Berikut rincian untuk kapasitas 100 ekor.

Kayu (4 kubik) @Rp. 600.000 = Rp. 2.400.000

Bambu (50 batang) @Rp. 5000 = Rp. 250.000

Asbes (20 lembar) @Rp. 60.000 = Rp. 1.200.000

Kandang Bagian Dalam

Kandang bagian dalam juga terdiri dari tiga komponen yaitu kandang baterai, instalasi air/tempat minum, dan tempat pakan. Untuk kandang baterai bisa dibuat sendiri dengan bahan-bahan bambu dan kayu di atas.

Kandang Baterai

Instalasi air (menggunakan nipple atau paralon) = Rp. 400.000,-.

Tempat pakan (dari paralon atau talang) = Rp. 320.000,-.

Dengan menggunakan sistem kandang baterai, maka luas lahan yang diperlukan untuk kapasitas 100 ekor adalah kurang lebih 4×6 meter.

Persiapan lainnya yang masih ada kaitannya dengan hal kandang adalah sumber air mengalir yang bersih dan tidak mengandung kaporit. Instalasi listrik juga dibutuhkan manakala untuk aktivitas saat malam hari.

Jadi, total modal untuk membuat kandang bagian utama dan dalam adalah Rp. 3.850.000.

2. Modal Bibit Ayam

Yang kedua adalah perhitungan mengenai modal bibit ayam. Bagi pemula, disarankan untuk memulai dengan membeli pullet atau ayam petelur yang siap bertelur.

Biasanya berada dikisaran usia 17 hingga 18  minggu. Mengapa lebih memilih pullet? Karena jika memulai dari bibit, maka akan menemui masalah seperti wabah penyakit, stress pada ayam, atau bahkan kematian.

Meskipun hal tersebut tidak selalu terjadi, namun alangkah baiknya jika sudah mempersiapkan dengan baik.

Jika memulai dari pullet, maka risiko akan hal tersebut bisa lebih kecil, dan pastikan pullet yang dimiliki berasal dari pembudidaya dengan track record yang baik.

Baca Juga :  Performa 'Ngedok' pada Cupang Tambah Kebugaran dan Relaksasi

Maknanya, harus mengetahui jejak perawatan dari pemilik, mulai dari manajemen pakan, kandang, hingga penunjang lain seperti vaksin dan vitamin.

Pastikan semua faktor yang disebutkan tadi dilakukan dengan baik oleh peternak sebelumnya.

Diasumsikan, beternak dengan membeli pullet usia 18 minggu dengan harga per minggunya Rp. 4.700.

Jadi, harga ayam petelur siap telur atau pullet usia 18 minggu per ekor adalah Rp. 84.600. Rinciannya sebagai berikut :

100 ekor pullet usia 18 minggu @Rp. 86.400 = Rp. 8.460.000.

3. Modal Pakan

Pakan merupakan kebutuhan yang pokok. Setiap bulan pasti ada pengeluaran untuk pakan. Untuk ayam petelur, pakan yang dibutuhkan adalah pakan pabrikan.

Kebutuhan pakan ayam petelur per hari kapasitas 100 ekor adalah 11 – 12 kg per hari.

Atau 1,1 – 1,2 ons per ekor dalam satu hari. Jadi untuk 30 hari atau satu bulan kebutuhan pakan yang dibutuhkan adalah 330 kg atau 33 kwintal.

Rincian kebutuhan pakan untuk satu bulan adalah sebagai berikut = 330 x Rp.6.050* = Rp. 1.996.500.

*estimasi harga pakan per kilogram, kita asumsikan harga pakan ayam petelur per kg Rp. 6.050,00.

Untuk mengetahui berapa jumlah modal awal beternak ayam petelur kapasitas 100 ekor, maka kita jumlahkan ketiga komponen modal di atas.

Modal Awal Beternak Ayam Petelur

Modal Kandang =        Rp.   3.850.000

Modal Pullet =              Rp.   8.460.000

Modal Pakan =             Rp.   1.996.500

——————————————– +

Total Modal Awal =     Rp. 14.306.500.

Setelah mengetahui modal awalnya, kita akan melihat berapa hasil per bulan dan juga penghasilan selama 1 periode.

4. Hasil per Bulan

Dalam beternak ayam petelur, hasil telur yang dihasilkan per harinya minimal adalah 80% dari total populasi ayam. Karena jika dibawah 80% akan terhitung rugi.

Baca Juga :  Cupang Halfmoon : Meski Diremehkan, Namun Miliki Keindahan Pada Selendang Siripnya

Jadi, untuk 100 ekor ayam petelur, jumlah minimal telur yang dihasilan setiap harinya adalah 80 butir atau jika ditimbang kira-kira totalnya 5kg telur.

Kalkulasi Penghasilan per Hari

Hasil telur per hari = 5kg x Rp. 20.000* = Rp. 100.000.

*) Estimasi harga telur per kg. Harga tersebut bisa berubah sewaktu-waktu

Kalkulasi Penghasilan per Bulan

Hasil telur per bulan = Rp. 100.000 x 30 = Rp. 3.000.000*.

*) Dikurangi hasil pakan selama satu bulan = Rp. 3.000.000 – Rp. 1.996.500 = Rp. 1.003.500.

Penghasilan per bulan = Rp. 1.003.500.

Jadi, hasil bersih yang didapatkan setiap bulannya adalah Rp. 1.003.500.

Jika dihitung, hasil per bulan tersebut cukup lumayan bagi yang ingin mencari penghasilan tambahan dari beternak ayam petelur atau bagi yang masih pemula.

5. Hasil per Periode

Sebagai informasi, ayam petelur memiliki masa periode produktif untuk bertelur selama 2 tahun.

Jika masa periodenya terhitung lebih dari 2 tahun maka tidak akan seimbang antar modal awal dan penghasilan atau bisa dikatakan rugi.

Hasil yang diperoleh selama 1 periode = hasil per bulan x 24 bulan – modal awal

Rp. 1.003.500 x 24 bulan = Rp. 24.084.000 dikurangi dengan modal awal beternak selama 1 periode.

Rp. 24.084.000 – Rp. 14.306.500 = Rp. 9.777.500.

Jadi, dalam satu periode beternak ayam petelur 100 ekor dapat diperoleh pendapatan atau keuntungan sebesar Rp. 9.777.500.

Kesimpulan Analisa Ternak Ayam Petelur 100 Ekor

Modal awal beternak = Rp. 14.306.500

Bruto (pendapatan kasar) = Rp. 24.084.000

Netto (pendapatan bersih) = Rp. 9.777.500

Perlu diingat, analisa ini hanyalah untuk beternak dalam skala kecil, seperti 100 sampai 500 ekor saja. Dan di dalam analisa tersebut belum termasuk biaya untuk vaksin.

Juga belum dimasukkan untuk penyusutan atau kematian ayam yang seandainya terjadi.

Memasuki usia atau masa afkir, yakni setelah 2 tahun bertelur, ayam petelur bisa dimanfaatkan dagingnya. (hobiternak.com/red)