LAMPUNG UTARA (RNSI) – Armada truk fuso pengangkut batubara yang melintas dengan lancar di jalan lintas tengah sumatera ditengarai ada sokongan berbagai pengamanan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Hal ini terungkap, saat insiden terjungkalnya armada batubara yang merusak rumah warga di Desa Blambangan Pagar, Kecamatan Blambangan Pagar, Lampung Utara, pada Senin kemarin, 22 April 2024.
Winarto, sopir truk fuso batubara yang mengalami kejadian naas itu, mengaku memberikan sejumlah uang setoran di pos-pos tertentu.
Ia mengatakan harus membayar sejumlah Rp.80 ribu di sejumlah pos yang dilewati demi lancarnya distribusi batubara selama dalam perjalanan.
“Seperti di pos penjagaan yang ada di Simpang Rengas, Kecamatan Abung Tinggi, saya menyetor uang sebesar dalaoan puluh ribu rupiah untuk sekali lewat,” terangnya, Senin kemarin, 22 April 2024 di lokasi kejadian.
Meski demikian, dirinya mengatakan tidak mengetahui uang yang ia berikan itu nantinya diperuntukkan ke siapa.
“Saya hanya ikut perintah atasan ‘aja,” akunya.
Dirinya juga menyatakan tidak mengetahui siapa pemilik batubara. Masih menurut Winarto, dirinya dibekali uang jalan oleh pihak perusahaan senilai Rp.4,4 juta.
“Uang itu untuk membayar di pos-pos pengamanan di jalan dan untuk beli solar, Pak,” tuturnya.
Belum lama ini, anggota Komisi V DPR-RI, Drs. Hi. Tamanuri, M.M., meminta pemerintah daerah untuk membuat peraturan daerah yang mengikat sebagai dasar hukum untuk mengatasi persoalan jalan lintas sumatera.
Disampaikan Hi. Tamanuri, angkutan batubara yang merusak jalan utama lintas tengah sumatera menjadi momok serius yangvharus ditangani semua pemangku jabatan terkait, mulai dari pemerintah daerah hingga aparatur penegak hukum.
Untuk itu, terkait adanya dugaan praktik pungutan ilegal di jalan raya guna kelancaran armada truk fuso pengangkut batubara oleh sejumlah oknum, jajaran kepolisian diharapkan dapat menindaklanjuti serta mengusut tuntas persoalan tersebut. (*/red)
Foto Utama: Winarto, sopir truk fuso pengangkut batubara. Foto: ist.
