Yuk, Manfaatkan Area Pekarangan Rumah dengan Menanam Jagung yang Baik dan Benar   

Inspirasi & Inovasi

LAMPUNG UTARA (RNSI/SMSI) – Jagung merupakan salah satu tanaman komoditas pangan pengganti beras.

 

Sebagai langkah untuk menguatkan kebutuhan pangan mandiri, area pekarangan yang seadanya dapat dimanfaatkan dengan memanam jagung.

 

Dalam menanam jagung, ada langkah yang harus dilakukan. Mulai dari awal dalam memilih benih, pengolahan lahan, pemupukan, sampai akhirnya pemanenan. Berikut langkah-langkahnya.

 

Pemilihan Benih

 

Pemilihan benih penting dilakukan agar hasilnya memiliki kualitas yang tinggi dan berbuah banyak. Benih yang digunakan sebaiknya berasal dari jagung yang sehat dan tidak terkena penyakit. Pilih juga benih dari varietas yang bagus.

 

Benih yang dipilih juga akan berpengaruh pada cara tanamnya. Banyak jenis benih jagung yang dapat dipilih untuk ditanam, diantaranya memilih benih jagung manis, Bisi 2, Bisi 18, Pioneer P21, Hibrida, Bonanza f1, atau jenis benih lainnya.

 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih benih atau biji jagung, yakni gunakan benih yang masih segar dan dari jagung berkualitas.

 

Pakai jenis jagung yang sudah terdaftar atau tersertifikasi di Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian.

 

Jangan menggunakan benih yang kecambahnya jelek, terkena penyakit dan hama.

 

Pengolahan Lahan

 

Setelah menentukan bibit yang akan ditanam, langkah selanjutnya adalah mengolah lahan. Lahan perlu diproses sebelum menanam jagung agar produk yang dihasilkan berkualitas dan baik.

 

Cangkul tanah agar menjadi lebih gembur sehingga sirkulasi oksigen di tahan menjadi baik. Setelah pencangkulan, diamkan terlebih dahulu tanah selama kurang lebih satu pekan.

 

Saat pencangkulan, jangan lupa untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu atau gulma.

 

Ukur pH tanah, kalau tanah memiliki tingkat keasaman yang tinggi (pH kurang dari 5), bisa menambahkan kapur dolomit (dosisnya 1 ton / 2 hektar lahan).

 

Tambahkan pupuk kandang untuk nutrisi tanah agar tingkat kesuburannya bertambah.

Persiapkan lahan untuk drainase air agar lahan tidak tergenang oleh air.

 

Pembuatan Bedengan dan Lubang Tanam

Baca Juga :  Tahan Pangan Mandiri, Tanam Kacang Tanah Manfaatkan Lahan Pekarangan

 

Bedengan ini berguna untuk drainase lahan. Jika menanam jagung manis, tidak perlu membuat bedengan, cukup drainase agar genangan air dapat mengalir.

 

Untuk bedengan, lebarnya kurang lebih sekitar satu meter dan ketinggiannya 20-30 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan lahan yang akan digunakan untuk menanam jagung.

 

Kalau bedengan sudah dibuat, selanjutnya buat lubang tanam. Lubang untuk menanam biji jagung ini kedalamannya sekitar 5 cm. Atur jarak antara lubang tanam antara 50-70 cm agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

 

Penanaman Jagung

 

Penanaman sebaiknya dimulai saat awal musim hujan. Tujuannya agar biji dapat tumbuh dengan baik karena mendapatkan pengairan yang cukup.

 

Namun, sebenarnya juga bisa melakukan penanaman saat musim kemarau, tapi cara menanam jagung di musim kemarau perhatikan pengairannya. Pengairan saat awal proses penanaman harus cukup agar biji yang ditanam bisa tumbuh dengan optimal.

 

Teknis penanamannya adalah dengan menanam 1-2 butir benih jagung di satu lubang tanam (kalau jagung manis cukup 1 biji per lubang tanam). Kemudian, tutup lubang tanam dengan pupuk kompos. Siram dengan air yang cukup agar biji dapat tumbuh dengan baik.

 

Pengairan Lahan

 

Pengairan lahan dilakukan dengan cara penggenangan, bagian yang terkena air cukup parit untuk drainase saja, bukan seluruh lahan. Jadi, pengairan lahannya cukup dengan mengalirkan air melewati drainase yang sudah dibuat.

 

Air yang dialirkan didiamkan sampai meresap ke dalam bedengan tanah. Jika tanah di lahan sudah basah, cukup alirkan air dan keluarkan melewati saluran drainase.

 

Ada juga cara menanam jagung lain yang bisa digunakan untuk pengairan lahan jagung. Bisa menggunakan metode genangan, model alur, pengairan dari bagian bawah permukaan, springkler, atau metode tetes air.

 

Penyulaman Tanaman

 

Penyulaman adalah teknik perawatan jagung dimana dilakukan pengecekan terhadap bibit jagung dalam waktu kurang lebih satu pekan. Pengecekan ini dilakukan untuk memastikan kalau bibit yang tumbuh baik dan dalam keadaan normal.

Baca Juga :  Motivasi Anak Agar Miliki Semangat Pantang Menyerah 

 

Kalau saat penyulaman ditemukan bibit yang cacat atau kurang baik, sebaiknya dilakukan pembibitan ulang pada bibit tersebut.

 

Tujuannya tentu saja agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan pemanfaatan lahannya lebih maksimal.

 

Penyiangan & Pembubuhan

 

Jika tanaman berusia sekitar 2 pekan sejak masa tanam pertama, saatnya untuk membersihan rumput liar yang mulai meninggi di sekitar tanaman jagung. Caranya cukup dengan mencabut gulma menggunakan tangan atau cangkul kecil.

 

Cukup bersihkan gulma menggunakan tangan, tidak perlu memakai pestisida, apalagi kalau menanam jagung manis. Biar hasil panen maksimal, penyiangan dilakukan manual saja, tanpa pestisida agar hasil jagungnya jadi organik.

 

Di sela proses penyiangan, bisa melakukan proses pembubuhan. Proses pembubuhan ini dimaksudkan agar tanaman tidak mudah roboh ketika sudah mulai tumbuh besar.

 

Cara melakukan pembubuhan adalah dengan mengumpulkan tanah di sekitar tanaman ke arah batang jagung sehingga membentuk gundukan agar tanaman kuat berdiri. Proses pembubuhan ini dilakukan ketika usia tanaman kurang lebih 1 bulan setelah ditanam.

 

Penyiraman

 

Penyiraman juga perlu dilakukan ketika datang musim kemarau. Tujuannya tentu untuk menjaga kelembaban tanah agar tidak kekurangan air. Dengan adanya air, pertumbuhan tanaman juga akan lebih optimal.

 

Pemupukan

 

Pemupukan sebenarnya sudah dilakukan sebelumnya, yaitu dengan memberikan pupuk kandang pada proses pengolahan tanah atau saat penanaman biji.

 

Selain itu, pemupukan dilakukan juga pada usia tanam sudah mencapai 2 bulan agar panen melimpah. Pemupukan ini diperlukan untuk mengembalikan unsur hara tanah, seperti kalium, nitrogen, dan fosfat.

 

Gunakan pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk bokashi. Atau, bisa juga menggunakan pupuk buatan, yang penting sama-sama menyuburkan tanah.

 

Pengendalian Hama

 

Hama dan penyakit biasanya juga akan menyerang lahan yang ditanami jagung. Untuk itu, kita perlu melakukan pengendalian terhadap hama dan penyakit.

Baca Juga :  Ayo Tanam Pepaya California, Jadikan Pekarangan Lebih Produktif

 

Biasanya, hama yang menyerang tanaman jagung adalah hama ulat tongkol, kutu daun, dan penggerek batang. Tiap hama tentu saja berbeda cara penanganannya.

 

Hama Ulat Tongkol

 

Hama ini sesuai dengan namanya, akan menyerang tongkol jagung. Pencegahan dari hama ini tentu dengan membuang jagung yang sudah terlanjur diserang.

 

Setelah itu, perlu memerhatikan lagi pertumbuhan tanaman agar di musim tanam berikutnya bisa menghindari serangan ulat tongkol.

 

Kutu Daun

 

Kutu daun tentu akan menyerang daun dari tanaman jagung. Kutu ini akan mengeluarkan cairan seperti embun pada daun dan mengakibatkan daun menjadi berwarna hitam.

 

Untuk pembasmian, bisa memberikan musuh alami dari kutu daun ini. Musuh dari kutu daun adalah Lysiphlebus Mirzai dan Miscraspis sp.

 

Penggerek Batang

 

Selain tongkol jagung dan daun, batang tanaman juga tak luput dari serangan hama. Batang akan dimakan oleh penggerek batang sampai jadi hancur.

 

Jika tanaman kamu sudah terkena hama ini, sebaiknya lakukan rotasi tanaman. Jika dirasa merepotkan, bisa memberikan musuh alami hama ini, yaitu Euborellia Annulata.

 

Pemanenan

 

Setelah kita merawat dengan baik tanaman jagung, maka saatnya panen. Pemanenan ini dilakukan ketika sudah memasuki hari ke 65-75 dari mulai tanam biji.

 

Proses pemanenannya cukup mudah dilakukan, hanya perlu memutar bagian tongkol jagung agar terpisah antara buah jagung dengan batangnya.

 

Agar nggak salah panen, ada beberapa ciri yang bisa kamu lihat, untuk membedakan jagung yang sudah manis dan belum.

 

Umur tanaman jagung biasanya antara 65-75 hari. Klobot jagung sudah mulai mengering.

Pada bagian dasar biji terdapat lapisan berwarna hitam. Warna daun sebagian besar berwarna kuning dan sedikit mengering.

 

Tapi, kalau menggunakan varietas Bima, maka daun tanamannya akan tetap hijau walaupun jagung sudah tua. (masfikr/dari berbagai sumber/red)