Karya : Ardiansyah
Saat anakku menangis dan memanggil dengan sebutan ayah,
seketika itu pula aku berikan padanya senyuman terbaik dan pelukan terhangat untuknya. Seraya membisikkan di kedua telinganya yang mungil, “hidup ini tak bisa diusaikan dengan tangisan, nak.”
Lantas, ia pun berhenti menangis.
Tanpa isakan maupun airmata.
Ya, ia hanya membutuhkan senyuman dan pelukan hangat. Hanya itu, tidak lebih.
Aku selalu berkata
Duhai, anakku. Tebarkanlah virus kebaikan
dengan angin yang menggigil di pucuk cemara,
dengan derai tawa dan semerbak bunga kenanga,
juga dengan segelas kopi robusta yang mengampas sebentuk matahari senja.
Ilalang bergesekan, sepasang belalang remaja bercumbu di baliknya
Lalu, aku menatap dalam matamu
Dan matamu menancap di jantungku.
2021