Sains Terbaru: Petir Punya Kekuatan Besar untuk Membersihkan Udara

Pendidikan & IPTEK

JAKARTA (RNSI/SMSI) – Semua makhluk yang ada di muka bumi ini tentu tak heran dengan fenomena alam petir.

Melalui laman wikipedia.org, petir atau juga biasa disebut dengan kilat maupun halilintar merupakan gejala alam yang biasanya nampak pada musim penghujan dengan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan disertai suara menggelegar atau guruh.

Pada abad ini, studi sains terbaru menyatakan petir mampu menjadi pembersih udara di atmosfer.

Analisis terbaru dari data yang awalnya dianggap tidak akurat ini dibuat dengan melakukan pengukuran historis yang dikumpulkan dari sebuah pesawat pemburu badai pada tahun 2012.

Sejumlah ilmuwan memahami jika kualitas penyemprotan udara dari petir, khususnya terkait pembuatan oksida nitrat dan hidroksida, dapat membuang berbagai gas rumah kaca dari langit.

Dari hasil penelitian tersebut, yang dikutip dari laman resmi nationalgeographic.co.id, menguraikan, petir dan muatan listrik yang lebih lemah dan tak terlihat di sekitarnya dapat menghasilkan oksidan-oksidan penangkap polutan, yakni hidroksil (OH) dan hidroperoksil (HO2).

Oksidan-oksidan ini juga dapat menghilangkan gas-gas emisi, seperti metana dan karbon monoksida dari atmosfer.

“Awalnya, kami melihat sinyal OH dan HO2 besar yang ditemukan di awan dan bertanya, apa yang salah dengan instrumen kami?” ujar William Brune, ahli meteorologi dari Penn State University, dilansir Science Alert.

“Kami berasumsi ada gangguan di instrumen, jadi kami menghapus sinyal besar dari kumpulan data dan menyimpannya untuk dipelajari nanti,” imbuhnya.

Disebutkan, data dimaksud diambil pada tahun 2012 melalui pesawat pemburu badai milik NASA yang terbang di atas Colorado dan Oklahoma. Pesawat itu mengukur landasan (atau bagian atas) awan badai.

Analisis terbaru, ditambah data yang dikumpulkan di lapangan pada waktu yang sama, menunjukkan, petir memang menghasilkan oksidan-oksidan tingkat tinggi.

Baca Juga :  Canon Luncurkan Camcorder Series XF605, Kemampuan Rekam Video 4K dan Lensa Zoom 15x

Serangkaian simulasi laboratorium juga mendukung gagasan bahwa petir yang terlihat dan muatan listrik yang tak terlihat di udara dapat menghasilkan radikal hidroksil dan hidroperoksil dalam jumlah yang ekstrem.

Meski demikian, para peneliti mendeteksi sedikit atau tidak ada tambahan oksida nitrat dan ozon di udara yang dihasilkan dari jenis petir yang benar-benar dapat terlihat di langit. Hasil laboratorium juga tidak bisa mendeteksi dengan pasti molekul-molekul ini.

Diketahui, sebagian besar petir tidak pernah menghantam tanah, tapi memicu banyak reaksi kimia di awan.

Saat ini, hidroksil dan hidroperoksil yang dihasilkan oleh petir masih belum dimasukkan ke dalam pemodelan atmosfer, suatu kelalaian yang mungkin signifikan.

“Sepanjang sejarah, orang hanya tertarik pada petir karena apa yang bisa mereka lakukan di lapangan,” kata Brune.

Ia juga menuturkan, minat terhadap pelepasan listrik yang lebih lemah dalam badai petir yang menyebabkan sambaran petir telah meningkat.

Para peneliti memberi catatan, ada banyak ketidakpastian dalam data pada studi ini. Sebagian besar karena data mereka berasal dari sebagian kecil wilayah dunia selama jangka waktu terbatas.

Namun, mereka berani memperkirakan bahwa antara 2-16 persen oksidasi atmosfer global dapat disebabkan oleh badai petir.

Jika saat petir terjadi seseorang sedang berada di hutan, lebih baik berlindung di dekat pohon yang lebih rendah. Sebagian besar petir tidak pernah menghantam tanah, tapi memicu banyak reaksi kimia di awan.

Ketika planet Bumi semakin hangat, badai petir dan sambaran petir cenderung menjadi lebih umum dan pada gilirannya akan memengaruhi keseimbangan gas rumah kaca di udara.

Pengaruh ini bahkan mungkin jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan para ilmuwan hingga saat ini. Berkat laporan hasil riset terbaru yang telah terbit di jurnal Science dan Journal of Geophysical Research : Atmospheric ini, kita jadi tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi.

Baca Juga :  Kompetensi Dasar Esensial Jadi Prioritas KBM SMAN 2 Kotabumi Atasi Pendidikan Era-Corona 

Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah mengukur efek ini di tempat-tempat selain Oklahoma dan Colorado, dan sepertinya masih banyak lagi yang bisa ditemukan.

“Kebanyakan badai petir terjadi di daerah tropis. Seluruh struktur badai dataran tinggi berbeda dengan badai di daerah tropis. Jelas kami membutuhkan lebih banyak pengukuran pesawat untuk mengurangi ketidakpastian ini,” ucap Brune. (nationalgeographic.co.id/Utomo Priyambodo/red)

Foto Utama : Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa petir bisa menjadi pembersih udara di atmosfer. Foto : Chris Kotsiopoulos/nationalgeographic.dok)