Puisi-puisi Karya Syaufi Anwar Sabran*

Opini & Puisi

Tabir Rahasia

( Tragedi Sriwijaya Air) 

 

Lalu tangis

Pecah kan duka

Di sesak rasa

Pada air mata

Pada jiwa jiwa yang fana

Pada janji menuju senja

 

Lalu luka

Pada akhir kenang

Hiasan tawa ceria

Lambaian lambaian lugu

Anak anak yang bahkan belom mengerti arti dosa

Adalah senyum penghantar pisah menuju arah dan tak kembali

Penuhi janji di jalan tragedi

 

Lalu jiwa jiwa yang begitu suci

Dengan tatap binar mata tak mengerti

Yang belum puas menatap matahari

Pun harus kembali seperti telah di janji

Dari bumi yang begitu kotor dari telapak kakinya yang suci

 

Lalu dari kami

Adalah air mata dan tetesan tetesan do’a dari jiwa

Kepada yang pergi meninggalkan duka

Tanpa kata

Tanpa kata kata

Berisyarat tanda terbang menuju langit selamanya

Hingga sampai pada keabadian

 

Lalu luka

Kan kekal menjadi luka

Lalu airmata

Kan terus beriring do’a

Lalu rahasia kan sejati menjadi rahasia

Jalan kembali

Penuhi panggilan ILLAHI

 

Dabo Singkep, 09 Junuari 21

 

 

 

Seuntai Rindu pada Ibu

 

Diujung malam

Disisa sisa hari Desember yang basah

Aku merangkai kata      melarungkan do’a

Akan singgasana bertahta berlian

Di Istana termegah firdausMU

Untuk surya kehidupanku

 

Diujung malam

Dalam simpuh keheningan sunyi

adalahBulir bulir airmata

Sesak Mengalir dalam isak

Tak cukup selaut rindu

Tak cukup selangit bintang

Kala mohonku tertumpah

Pada sujud dan airmata

Bagimu sandaran kegalauan

Nur batin kehidupan

Meremas gundah dilenguh jiwa

Menoreh luka

Membadai rasa

maknai arti sebenar kehilangan hakiki

 

Ya Rabb

Akankah bait bait do’a ini

Kan tiba dilangit lazuardi

Baca Juga :  Sastra dan Dimensi Religiositas

Sebagai

Penawar kerinduan hamba

Pada getar nadi

Pada nafas kehidupan

Pada dekap haribaan

Belaianmu ibu

 

Ya Rabb

Akankah bait bait do’a ini

Menjadi titian gulana hati

Kepada cahaya kehidupan

Pada istirah tetakhir

Keabadian kasih ibu

 

Dalam dada yg membadai resah dan hampa

Membungkah rindu dihati sunyi

Meratapi kehilangan pasti

Tak lagi kan kembali

Dalam hening berselerak luka

Aku tersungkur dalam do’a dan airmata

Ibu

Diujung malam

Ada rindu yang tak pernah terurai

Ada resah tak kunjung usai

Dalam pasrah bathin tersadai

Pada sesal berderai kulai

 

Dabo Singkep, 22 12 2020

 

Taubat

 

Dalam resah

Aku tergugu

Diatas sajadah

Menangis rindu

 

Bersujud pasrah

Tersungkur bermunajat

Kehadirat Mu

Renungi masa dilelah langkah

Mengarung hidup berpaling arah

Dilalai waktu

Tak bertuju

 

Dalam tertatih aku merintih

Dalam sesak aku merangkak

Dalam serak aku berteriak

Aku disini

Aku disini,    TUHAN

Aku disini

Adalah pecundang

yang ingin pulang

 

TUHAN

Disunyi malam yang diam

Di sisa langkah penghujung waktu

Aku kembali

Aku kembali, ya RABB

Aku kembali

Menapak

Ke jalan MU

 

 

Dabo singkep, 12 Oktober 2020

 

• Syaufi Anwar Sabran terlahir di Tanjungpinang pada 16 Maret 1962. Kini dirinya berdomisili di Dabosingkep dan tergabung dalam Komunitas Sastra Dilaut Dabosingkep.

Karya-karyanya pernah termuat dalam Antalogi bersama, diantaranya :

1. Pasaman dalam puisi

2. Jazirah 6

3. Berbisik pada Dunia

4. Sapardi Dalam Kenangan, dan lainnya.