Prabowo Kunjungi Megawati, Pengamat : “Kawinkan” Prabowo-Puan di 2024?

Nasional

JAKARTA (RNSI/SMSI) – Momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah mempertemukan Ketua Umum (Ketum) DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dengan Ketum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, ada motif politik di balik pertemuan dua elit politik paling berpengaruh di Indonesia saat ini.

Ia menilai, pertemuan silaturahmi itu merupakan bagian dari persiapan koalisi dua partai politik besar tersebut pada Pemilihan Presiden (pilpres)  2024 mendatang.

“Pertemuan itu pasti dikaitkan dengan Pilpres. Kalau cuma silaturahmi biasa kan bisa lewat telepon, video call, beres kan? Itu pasti ada kaitannya dengan 2024,” terang Adi Prayitno, di Jakarta, Sabtu, 7 Mei 2022, yang dilansir melalui laman suarasurabaya.net

Meski pertemuan yang berlangsung di kediaman Megawati itu tidak diakui sebagai persiapan Pilpres 2024, tapi bukan rahasia ada faktor kedekatan politik antara Megawati dengan Prabowo.

“Memang nggak ada obrolan soal Pilpres. Tapi silaturahmi itu semakin menegaskan Prabowo cukup lengket dengan Megawati,” katanya.

Lebih lanjut, silaturahmi politik itu juga bisa dinilai sebagai pencanangan duet Prabowo-Puan Maharani yang beberapa waktu lalu mendapat hasil positif berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

“Artinya, duet Prabowo-Puan itu relatif leading, setidaknya dua orang tersebut sudah sama-sama mulai dikenal publik terkait 2024. Jadi, silaturahmi politik itu kemarin seakan-akan menambah amunisi supaya publik terus bicara tentang kemungkinan Prabowo-Puan bisa duet bareng,” tegasnya.

Terpisah, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menyatakan, duet Prabowo-Puan sulit terwujud meski tetap terbuka peluangnya.

Dia menilai ‘perkawinan’ dua partai pemenang pemilu dan ‘runner up’ akan kesulitan dalam menentukan siapa calon presiden dan calon wakil presidennya.

Baca Juga :  Putus Matarantai Corona, Kompi 2 Batalyon A Pelopor Satbrimob Polda Aceh Semprotkan Desinfektan

“PDI Perjuangan hasil surveynya jauh di atas Gerindra. Sulit buat saya membayangkan partai pemenang pertama mau mendapat posisi cawapres. Saya juga tidak bisa membayangkan, Pak Prabowo karena menyadari partainya hanya peringkat kedua mau mengalah sebagai cawapres, karena Prabowo kapasitasnya sebagai capres,” kata Yunarto Wijaya.

Pengamat politik yang akrab disapa Toto ini menambahkan, kalau menggunakan pendekatan kepentingan politik, kedua pimpinan partai itu bisa bergabung karena positioning PDI Perjuangan di atas Gerindra.

“Tapi, dari sisi elektabilitas, Mbak Puan masih jauh di bawah Prabowo,” ucapnya.

Sebelumnya, koalisi PDI Perjuangan dan Gerindra pernah terjadi tahun 2009 yang mengusung Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto.

Kesepakatan politik itu ditandai dengan Perjanjian Batu Tulis.

Namun, pada Pemilu 2014, PDI Perjuangan justru berbalik mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla, bukan Prabowo.

Sekadar informasi, hasil Survei SMRC terbaru menyatakan kalau pada Pilpres 2024 yang bertarung cuma dua pasangan, Prabowo Subianto-Puan Maharani melawan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hasilnya Prabowo-Puan mendapatkan 41 persen, Anies-AHY 37,9 pereen, dan 21 persen belum menentukan pilihan.

Sedangkan dalam simulasi pasangan Prabowo-Puan melawan Ganjar-Airlangga, Prabowo-Puan didukung 39,3 persen, Ganjar-Airlangga 40,3 persen, dan 20,5 persen belum menentukan pilihan.(suarasurabaya.net/Farid Kusuma/red)

Foto Utama : Prabowo kunjungi Megawati didampingi Puan Maharani. Foto : net.dok