Pintu Ekspor Helm ke Nigeria Prospektif

Nasional

JAKARTA (RNSI/SMSI) – Pada tahun 2026 mendatang, penjualan sepeda motor di Nigeria diperkirakan mencapai angka 681,8 ribu unit.

Dari analisa tersebut, prospek penjualan helm buatan Indonesia terbuka lebar.

Peluang bisnis itu tidak lepas dari adanya promosi produk suku cadang kendaraan dalam pameran dagang West Africa Auto Show (WAAS) di Landmark Centre Lagos, Nigeria, pada 17—19 Mei 2022, yang dilakukan Kementerian Perdagangan RI melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos.

Dikutip melalui laman indonesa.go.id, Minggu, 12 Juni 2022, selama pameran berlangsung, produk helm PT Tarakusuma mencuri perhatian perusahaan dan komunitas pengendara motor di Nigeria.

Selain memiliki warna yang menarik, produk ini juga dikenal karena digunakan pemenang MotoGP Argentina 2022.

Para distributor juga tertarik karena banyaknya varian helm berstandar SNI.

Dalam rilis resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag) 20 Mei 2022 lalu, Kepala ITPC Lagos Hendro Jonathan, mengatakan, peluang penjualan helm sebagai standar keamanan berkendara di Nigeria sangat terbuka lebar seiring dengan meningkatnya pengguna sepeda motor.

Peningkatan penggunaan sepeda motor di Nigeria berkaitan dengan meningkatnya harga bahan bakar, buruknya transportasi publik, dan kemacetan di kota-kota besar.

Berdasarkan data statista.com, angka penjualan motor di Nigeria pada 2026 diperkirakan akan mencapai 681,8 ribu, dengan rincian on road motorcycles mencapai 356,6 ribu, skuter 213,51 ribu, dan off road motorcycles 111,7 ribu.

Sedangkan, selama 2022, merek Honda berpangsa tertinggi sebesar 27,3 persen, diikuti Bajaj sebesar 15 persen, Hero sebesar 11,8 persen, TVS sebesar 7,3 persen, Yamaha sebesar 4,4 persen, dan berbagai merek dari Tiongkok sebesar 34,3 persen.

“Namun, dengan tingginya penjualan kendaraan roda dua tersebut, kesadaran pemakaian helm masih sangat kurang. Kecelakaan lalulintas sering terjadi dan membawa korban disebabkan minimnya penggunaan helm. Bahkan helm yang beredar di pasaran tidak memiliki standar yang jelas. Helm standar SNI produksi Indonesia, seperti BMC dan KYT, lebih aman dibanding merek murah yang beredar di pasaran,” kata Hendro.

Baca Juga :  Kajati DKI: Mari Kita Perangi Narkoba

Sementara itu, profil pengguna helm di Nigeria adalah komunitas power bike (motor >200 cc), perusahaan ekspedisi, kurir daring, pegawai pemerintahan, dan militer.

Nigeria memiliki jumlah komunitas power bike yang terbilang cukup banyak di Afrika Barat.

Diperkirakan, saat ini ada sejumlah 10.000 pengendara power bike di Nigeria.

Namun, belum banyak perusahaan penjual aksesori power bike, sehingga, para pengendara harus mendapatkannya dari luar negeri.

“Ini merupakan kesempatan bagi produsen helm dan juga aksesori power bike seperti helm, jaket, pelindung lutut, dan sebagainya untuk membidik pasar Nigeria. Produk Indonesia memiliki mutu yang baik dan layak dipromosikan kepada konsumen yang menyadari pentingnya keamanan,” tutur Hendro.

Harga ritel produk helm di Nigeria sangat bervariasi, dari kelas terendah dengan harga daring satuan USD6,70 sampai kelas power bike dengan harga minimal USD101,6 dengan sebagian besar produk helm asal Tiongkok.

Hingga akhir pameran, Paviliun Indonesia mendapatkan beberapa permintaan produk helm dari komunitas power bike dan sejumlah perusahaan logistik di Nigeria.

Permintaan komunitas power bike adalah jenis helm premium merek KYT sebanyak 100—1.200 buah untuk permulaan menjadi distributor helm.

Sedangkan, permintaan helm standar untuk perusahaan logistik sebanyak 100— 500 buah dengan tambahan aksesori pendukungnya.

Dalam pameran ini, ITPC Lagos menampilkan berbagai produk milik PT Selamat Sempurna (produk Sakura Filter untuk kendaraan, mesin industri, dan peralatan rumah tangga), PT Elang Perdana (produk Accelera untuk ban kendaraan), PT Astra Otopart (produk suku cadang kendaraan), serta PT Tarakusuma Indah (produk BMC dan KYT untuk helm motor).

“Berdasarkan permintaan yang diterima selama pameran, terdapat 120 permintaan ban Accelera, 100 permintaan untuk Sakura Filter, 50 permintaan untuk Astra Otoparts, dan 17 permintaan untuk Helm Tarakusuma. Berdasarkan masukan pengunjung, baterai Astra Otoparts menarik karena kualitas dan garansi 18 bulannya, Sakura Filter dengan ragam filternya, serta ban Accelera dengan daya tahannya dan cocok dengan kondisi jalan di Nigeria,” terang Hendro Jonathan.

Baca Juga :  Putra Terbaik Waykanan, Marsda TNI Taspin Hasan Pimpin Tongkat Komando Kopasgat TNI-AU

Dalam pameran ini, potensi transaksi yang berhasil diraih sebesar USD583,4 ribu.

Dengan rincian USD500,4 ribu untuk baterai Astra Otoparts, USD42,2 ribu untuk transaksi produk Sakura filter dan ban Accelera, serta USD40,8 ribu untuk helm KYT dan BMC. (Eri Sutrisno/indonesia.go.id/red)