Perairan Majene Mengamuk, KM Nurhalima Bocor dan Tenggelam

Nasional

SULAWESI BARAT (RNSI/SMSI) – Akibat kapal motor (KM) Nurhalima yang ditumpangi nelayan pemburu teripang alami kebocoran, kapal tersebut tenggelam di Perairan Majene, Provinsi Sulawesi Barat.

Sebelas awak nelayan pemburu teripang pun ditemukan terombang-ambing di tengah lautan.

Dilansir melalui laman siberindo.co, jaringan media RNSI, Jumat, 24 Juni 2022, peristiwa naas itu terjadi pada Rabu, 22 Juni 2022, sekitar pukul 09.00 WITA.

Meski demikian, para korban mendapat pertolongan dari nelayan Kabupaten Polewali Mandar yang sempat melintas di sekitar lokasi kejadian.

Kebocoran parah KM Nurhalima ini bermula dari adanya hantaman gelombang tinggi disertai angin kencang.

“Itu kendala pertamanya dari mesin kecil yang pada bagian mesin engkol ada kebocoran dan jebol. Jadi, kemasukan air,” terang Rusmin, salah satu kepada wartawan, Kamis kemarin, 23 Juni 2022.

Saat ini, para korban berada di rumah salah satu nelayan Desa Tangnga-tangnga, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).

Kesebelas nelayan tersebut masih terlihat shock dan lemah, akibat berjam-jam terombang-ambing di laut lepas.

Menurut Rusmin, kebocoran KM Nurhalima yang digunakan berburu teripang telah diketahui sejak Selasa malam, 21 Juni 2022, sekitar pukul 23:00 WITA.

Upaya menyelamatkan kapal telah dilakukan dengan cara menambal dan menguras air yang masuk ke lambung kapal menggunakan mesin dan alat seadanya.

“Waktu masih baik alcon, sekitar jam sebelas malam (Selasa malam) sudah mulai kendala. Setelah itu, buang-buang saja air. Lalu, sama teman-teman anak buah kapal (ABK) dengan mengunakan gayung air dan dibantu mesin pembuangan air. Kalau tidak dibantu cepat tenggelam kapal, terus-terus sampai pagi masih juga,” ungkapnya.

Sampai keesokan harinya, tambah Rusmin, mesin alkon mulai macet, sampai tidak bisa lagi digunakan.

Baca Juga :  Pintu Ekspor Helm ke Nigeria Prospektif

“Mesin alkon rusak total. Sudah kebanyakan masuk air, mati mesin, jadi tenggelam kapalnya,” tutur Rusmin.

Saat kapal mulai tenggelam, para korban langsung melompat ke dalam laut.

Sebelum mendapat pertolongan, mereka bertahan di tengah laut menggunakan jerigen dan benda mengapung lainnya.

Sementara, satu sampan yang bisa diselamatkan dimanfaatkan untuk menyelamatkan salah satu pemburu teripang yang saat kejadian sedang dalam kondisi sakit.

Diketahui, para pemburu teripang yang sembilan diantaranya berasal dari Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, dan dua lainnya dari Makassar, Sulawesi Selatan, telah delapan hari berlayar mencari teripang.

Mereka sudah dalam perjalanan pulang, saat KM Nurhalima yang mereka tumpangi alami kebocoran.

Para pemburu teripang ini ditemukan oleh nelayan pencari telur ikan terbang asal Desa Karama dan Desa Tangnga-Tangnga, yang melintas di sekitar lokasi.

Jaraknya sekira 60 mil dari bibir pantai Desa Tangnga-tangnga.

“Saat saya temukan, mereka sudah setengah mati, tidak ada dayanya, lemas semua. Ada satu yang berada di sampan, sulit saya pindahkan ke kapal karena besar sekali gelombang,” jelas Burhanuddin, nelayan pencari ikan terbang, asal Desa Tangnga-tangnga yang mengevakuasi para korban.

Sesampai di daratan pada Rabu malam, 22 Juni 2022, satu korban bernama Mahmud (21), langsung dilarikan ke Puskesmas Tinambung untuk mendapat perawatan, lantaran mengalami sesak napas hingga tidak sadarkan diri. (thaya/sur-paceko/siberindo.co/red)