Pembudidaya Ikan Gurame di Ciamis Mampu Raup Jutaan Rupiah

Inspirasi & Inovasi

JAWA BARAT (RNSI/SMSI) – Ikan gurame, yang dalam bahasa latinnya disebut dengan Osphronemus gouramy, merupakan jenis ikan air tawar yang sangat prospektif dengan pola pembudidayaan yang optimal.

Masyarakat Indonesia menggemari ikan gurame dikarenakan rasanya yang khas, dengan daging tebal dan gurih.

Tidak sedikit pembudidaya gurame menjadi pengusaha sukses dan mampu merubah tatanan hidupnya menjadi lebih sejahtera.

Umumnya budidaya gurame yang dilakukan petani di kolam tanah, khususnya di kawasan pedesaan.

Ada beberapa cara budidaya ikan gurame supaya cepat besar dan cepat menghasilkan uang.

Seperti yang dilakukan pengusaha gurame asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, A Zaeni, peluang usaha budidaya supaya cepat mendapat keuntungan perlu diperhatikan adalah lokasi kolam.

“Lokasi kolam yang baik perlu mendapatkan sinar matahari yang cukup, karena ikan gurame memiliki habitat absah di tempat berdataran rendah dengan suhunya sekitar 25 sampai 28 derajat celcius,” ungkap Zaeni, yang dikutip melalui laman resmi minapoli.com, Kamis, 19 Mei 2022.

Setelah lokasi kolam ideal, ungkap Zaeni, langkah selanjutnya perlu memilih benih ikan gurame yang sehat, yakni memiliki berat minimal sekitar 100 gram atau berumur lebih dari setahun.

Dengan meniru sistem tersebut, akan lebih pesat memanen ikan gurame yang siap jual atau panen ketika sudah mempunyai berat rata-rata 500 gram/ekor.

Sebelum benih dibudidayakan, petani perlu melakukan pengeringan kolam terlebih dahulu.

Hal ini dilakukan agar benih ikan gurame dapat terhindar dari serangan bermacam penyakit seperti jamur dan lainnya.

“Lakukanlah pengeringan kolam selama 10 hari dan berilah kapur pertanian sekira 200 gram per meter persegi. Rendam seluruh kelengkapan yang digunakan untuk budidaya ke dalam larutan kaporit kurang lebih setengah jam, kemudian keringkan,” urai Zaeni.

Baca Juga :  Kopinya 'Om Gopunk' Kopinya Legislator Lampung

Dalam kesehariannya, Zaeni dibantu tim ahli budidaya dan petani lainnya bergabung pada kelompok usaha “Asang Ringgit Mandiri” di Dusun Nagrog, Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis.

Lain lagi dengan Karli, warga Dusun Sukamulya, Desa Kertabumi.

Dikatakannya, usaha budidaya ikan gurame memiliki peluang besar untuk dikembangkan dari budidaya tradisional, semi modern, hingga modern.

“Sejumlah investor pun kini membidik kawasan Desa Kertabumi dan sekitarnya. Pasalnya, kawasan tersebut dilalui sumber air yang berasal dari irigasi teknis,” kata Karli.

Sementara itu, mantan Kepala Desa Kertabumi, E. Kuswana mengapresiasi warganya yang melakukan pelestarian ikan gurame yang notabene warisan para leluhurnya itu.

Pihaknya merasa bangga pada para petani dan pengusaha muda yang mau berkiprah di usaha budidaya ikan gurame ini.

Terpisah, Petugas Penyuluh Perikanan Kecamatan Cijeungjing, Tatang, S.St.Pi., mengatakan, pakan yang baik untuk ikan gurame harus mengandung banyak protein, baik protein nabati maupun hewani.

Hal itu sangat dianjurkan, karena pakan yang demikian itu akan menentukan sukses atau tidaknya seorang petani dalam budidaya.

Protein hewani merupakan kandungan protein yang bisa membuat ikan gurame cepat tumbuh besar, karena ikan gurame memerlukan setidaknya 25% protein hewani supaya cepat tumbuh besar.

Untuk kebutuhan modal budidaya gurame dalam skala usaha, memang membutuhkan modal besar, jika berangkat dari awal termasuk penyediaan lahan. Tapi itu merupakan aset untuk masa depan.

“Agar mendapatkan keuntungan yang signifikan, sebaiknya pembudidaya menyediakan indukan tidak kurang dari 100 ekor dengan jumlah ideal kolam 16 kolam,” kata Zaeni.

Sementara untuk pemasaran berupa benih maupun ikan konsumsi bisa melalui pengepul besar atau kecil atau kelompok itu sendiri yang memasarkan.

Sekali bertelur, gurame bisa menghasilkan antara 3.000 hingga 5.000 butir telur. Kurun waktu 2 bulan dengan tingkat mortalitas 10 persen menghasilkan rata-rata Rp 3 juta hingga Rp. 4,5 juta.

Baca Juga :  Biar Tambah Cerdas, Orang Kotabumi Minumnya Kopi 'Om Gopunk'

Jika pembudidaya mampu memijahkan rata-rata 5 ekor/bulan sudah bisa dikalkulasi keuntungan minimal  Rp 15 juta/bulan.

Kendala usaha budidaya gurame yang kerap dirasakan petani diantaranya serangan penyakit. Penyakit yang sering muncul adalah kutu jarum. Penyebabnya karena sirkulasi air yang kurang baik sehingga mengundang penyakit yang sewaktu-waktu menyerang.

Untuk mengatasinya ada banyak cara yang dilakukan petani, diantaranya dengan menaruh ikan tembakang seukuran dua jari dalam satu kolam. Ikan jenis ini merupakan partner gurame untuk memakan kutu tersebut. (Dari berbagai sumber : DeskJabar.com/minapoli.com/red)