Kinerja Kadisdag Lampura Inkonsistensi, Harga Bahan Pokok Melonjak Terkesan Tutup Mata

Lampung Utara

LAMPUNG UTARA (RNSI/SMSI) – Sejumlah harga bahan pokok di berbagai pasar tradisional yang ada di Kabupaten Lampung Utara mengalami lonjakan drastis.

Dari hasil pantauan awak media ini, kondisi tersebut berlangsung selama tak kurang dari dua pekan belakangan.

Akibat yang ditimbulkan dari melejitnya harga-harga bahan pokok di Lampura menyebabkan minat pembeli berkurang dan memberatkan warga, khususnya bagi para ibu rumahtangga.

Pantauan di lapangan, Sabtu, 17 Juni 2022, harga cabai mengalami kenaikan hingga 100% di pasaran.

Harga cabai merah yang sebelumnya dikisaran Rp40 ribu, kini menembus angka Rp80 ribu per kilogramnya. Harga tersebut juga berlaku pada cabai rawit.

Selain harga cabai yang naik, bumbu dapur lainnya, seperti bawang merah kini harga jualnya berkisar diangka Rp55 ribu dari harga normal Rp30 ribu rupiah.

Sedangkan untuk bawang putih, pedagang beralih ke bawang putih impor dengan harga yang dipatok diangka Rp20 ribu per kilogram.

Salah satu pedagang di Pasar Pagi Kotabumi, Bella (40), mengatakan, kenaikan tersebut sudah berlangsung cukup lama.

Berdasarkan keterangannya, pihak pemerintah daerah melalui Dinas Perdagangan belum pernah turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dan upaya normalisasi harga bahan pokok kebutuhan rumahtangga.

Kenaikan berbagai harga bahan pokok belakangan ini sangat mempengaruhi minat beli pelanggannya, sehingga omset penjualan ikut turun drastis.

“Sudah hampir setengah bulan lebih harga cabai, bawang, naik semua harga-harganya, Bang. Dinas Perdagangan belum pernah turun sampai hari ini, enggak tau juga kenapa,” ujarnya, saat dikonfirmasi di kios dagangannya, Sabtu siang, 18 Juni 2022.

Masih kata dia, kenaikan harga kali ini dianggap yang paling luar biasa dibandingkan dengan momen lebaran kemarin.

Baik pedagang, maupun pembeli sama-sama terkena dampak yang sangat besar.

Pedagang kesulitan untuk menjajakan dagangannya, sedangkan pembeli yang rata-rata kaum emak-emak terpaksa mengakali jumlah pembelian mereka sehari-hari, yang biasanya sanggup membeli sekilo kini mereka hanya beli setengahnya.

“Modal kita belanja sekarang harus dua kali lipat karena kenaikan sudah sampai seratus persen. Omset pun sekarang berkurang drastis, ngabisin dagangan sekarang agak lama, dan itu berpengaruh pada bobot dagangan yang berkurang,” keluhnya.

Ia bersama pedagang lainnya berharap Pemkab Lampura dapat mencarikan solusi untuk menstabilkan kembali harga-harga bahan pokok, mengingat saat ini kondisi keuangan masyarakat masih sulit ditengah pandemi.

Di tempat yang sama, salah satu warga yang sedang berbelanja, Rina (45), mengeluhkan lonjakan harga bahan pokok dipasar.

Selain harus memikirkan dapur, Ia juga harus memutar otak memikirkan keperluan keluarga dirumah.

Ia berharap kondisi ini dapat segera dibenahi dan kembali normal harga-harga bahan pokok, mengingat komoditas yang merangsek naik merupakan kebutuhan sehari-hari.

“Ya minta tolong lah sama pemerintah, stabilkan lagi harga kebutuhan dapur, kalau kayak gini terus bisa ngejerit kami emak-emak ini,” tuturnya.

Terpisah, Kadis Perdagangan Lampura, Hendri saat dikonfirmasi awak media melalui pesan whatApps dan telepon selulernya, belum memberikan respon, nomor teleponnya dalam keadaan tidak aktif. (Hamsah/red)