Hujan dan Guguran Awan Panas di Puncak Merapi Ancam Warga Hulu Sungai Krasak

Nasional

YOGYAKARTA (Restorasi News Siber Indonesia/SMSI) – Gunung Merapi terus menunjukkan aktifitas vulkanik yang mengancam warga sekitar.

Dari hasil pantauan yang dilansir secara resmi melalui akun twitter @BPPTKG, Minggu, 31 Januari 2021, sekitar pukul 14:39 WIB, terjadi guguran awan panas, sekitar 600 meter dari puncak Merapi ke arah hulu Kali Boyong dan Kali Krasak.

Sebelumnya, hujan mengguyur kawasan puncak Merapi, sejak pukul 14.05 WIB berlangsung hingga sore.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), melalui akun yang sama, mengabarkan, hujan di puncak Merapi terjadi pada 31 Januari 2021 mulai pukul 12:36 WIB dengan total curah hujan 8 mm.

“Masyarakat yang beraktifitas di sekitar hulu sungai seputaran Merapi agar mewaspadai bahaya lahar hujan,” tulis pihak BPPTKG.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik, bila terjadi letusan eksplosif, dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, pada Rabu lalu, 27 Januari 2021, telah mengumumkan sejak pukul 00.00-14.00 WIB, Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali awan panas.

Guguran Awan panas itu berjarak luncur antara 500-3000 m ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.

“Awan panas tercatat di seismograf dengan amplitudo antara 15-60 mm dan durasi 83-197 detik” ujar Hanik Humaida, melalui utas di akun resmi twitter @BPPTKG.

Sejumlah lokasi dilaporkan terjadi hujan abu dengan intensitas tipis hingga tebal, seperti di Kecamatan Tamansari dan Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali dan beberapa lokasi di Klaten.

Baca Juga :  Jaksa Agung Minta SMSI Kawal Kinerja Jaksa

“Hujan abu terjadi sebagai akibat awan panas guguran. Untuk itu masyarakat diharapkan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik. Gunakan masker, kacamata, dan menutup sumber air,” kata Hanik.

Hanik menyatakan, jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya yg disarankan BPPTKG – PVMBG – Badan Geologi.

Radius itu mencapai 5 km dari Puncak Merapi pada alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Kali Putih.

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang direkomendasikan tersebut. (siberindo/redyusranp/red)