Dana Bantuan BUMK Bina Karya Utama untuk Penggemukan Sapi Dialihkan ke Simpan Pinjam

Lampung Tengah

LAMPUNG TENGAH (RNSI/SMSI) – Di luar permasalahan dugaan penggelapan dana iuran pembangunan pagar SMP Negeri 1 Putra Rumbia, banyak permasalahan lain yang diduga dilakukan oleh mantan Kepala Kampung Bina Karya Utama, Mariono.

Salah satunya terkait dana bantuan Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) di kampung setempat.

Seperti yang diungkapkan narasumber media ini yang berinisial NH, salah satu warga Kampung Bina Karya Utama, Kecamatan Putra Rumbia, beberapa waktu lalu, pihak kampung mendapatkan kucuran dana bantuan dari pemerintah untuk penggemukan ternak sapi, yang dikelola BUMK Bina Karya Utama, dengan nilai bantuan sebesar Rp.156 juta.

Namun, dana itu dialihkan sebagai simpan pinjam. Dan hingga saat ini, tidak ada kejelasan bagaimana dan kemana dana bantuan tersebut.

“Sampai saat ini, belum ada kejelasan terkait dana bantuan itu. Apakah masih berjalan atau bagaimana, ya, kami tidak mengetahuinya. Kalau tidak salah, bendahara BUMK pada saat itu Pak Karni,” ujar NH, Selasa, 19 Juli 2022.

Menurut NH, saat ini, jabatan Kakam Bina Karya Utama dipimpin oleh Penjabat Kepala Kampung (Pj. Kakam) oleh Camat Putra Rumbia, M. Almisan.

“Kami masyarakat belum mengetahui dan tidak mendapat keterangan yang jelas dari pengurus BUMK. Apakah dana itu masih ada atau masih berjalan,” terangnya.

Terpisah, menurut keterangan, Bendahara BUMK Bina Karya Utama, Karni, mengatakan, rencana awal dana yang dimaksud untuk dikembangkan sebagai penggemukan sapi, tetapi karena adanya masukan dari anggota untuk dikembangkan sebagai simpan pinjam.

Alhasil, dari nilai bantuan Ro.156 juta itu, saat ini, tinggal tersisa di rekening sekitar Rp.70 juta.

“Ya, karena saat ini jabatan Kakam di-Pj-kan ke pak camat, jadi untuk sementara BUMK itu tidak berjalan. Dan dari hasil pengembangan kami, baik penggemukan sapi maupun simpan pinjam tidak berkembang. Rencananya dana itu akan kami serahkan kepada bendahara kampung,” beber Karni. (Ki)

Baca Juga :  Ironitas Supeltas Lampung Tengah, Terus Mengabdi Meski Tanpa Kompensasi