CORONA YANG MENCEMASKAN

Opini & Puisi

Karya : Ardiansyah

 

I

Lebih dari tujuh purnama corona mengintai sampai ke dalam lembah meski lembab dan gemuruh curup berderap : ia tetap menyergap.

Serombongan kelelawar bersamadi dalam goa, tanpa kerlip matahari : apatah lagi lampu disco dan jeritan disc jockey yang tiba-tiba tersedak paru-parunya

Corona virus disease 19 menusuk tak kenal ampun : ibu hamil terpapar, bayi mungil menggelepar, buruh, petani, dokter, karyawan pabrik, pendidik, ilmuwan, polisi, pejabat publik, hingga dukun klenik meratap dalam kesendirian :

pesakitan berdebar menunggu vonis tembak mati !

 

II

Hanya munajat terus dipanjatkan

berharap duri-duri kasat mata serupa orbs ini terhapus jejaknya

berharap restu bumi menamatkan perjalanan panjangnya

: yang mencekam, penuh fitnah, amarah tak berarah, menutup jalan istirah yang berkah.

 

III

Hari ini, hujan september kembali wartakan corona yang mencemaskan.

 

IV

anak-anak ku tak lagi bernas melepas baju sepulang sekolah

rindu bangku mengaji dan berkejar-kejaran di selasar langgar

bubur kacang hijau usir embun

menggigil di beranda

 

 

2020

Baca Juga :  Inovasi yang Tak Sia-sia