BANGKITLAH INDONESIAKU, CORONA BUKAN HANTU

Opini & Puisi

Karya : Ardiansyah

I

Di rumpun bambu, aku melihat jejak corona.
Ia hinggap tak bersepatu
di pucuk daun yang renta sembari bergesek-gesekan. Lantas, iapun terjerembab di putik rumput putri malu.

Seekor lebah hinggap di kembang rumput itu.
Ia haus akan madu namun tak tahu ada sesuatu yang tersembunyi sekaligus bermisteri.

Dan Corona yang lembut serupa titik atom terhisap.

Lebah madu pulang ke rumahnya yang nyaman. Bercumbu dengan istri di bawah rembulan penuh mangkuk.

Ah, ia merasuk dan menusuk. Usai sudah perjalanan lebah madu itu bersama istri dan anak-anak tercintanya.

Dan angin yang hangat membawa berita sekaligus petaka.

II

Bulan purnama kesekian
dirampas ketenteramannya.

Matahari yang hangat
dikacaukan kebahagiaannya.

Namun hari ini, aku melawan!
Melawan dengan segenap peluh petani.

(Meski melawan dengan ketidakpastian)

III

Bangkitlah Indonesiaku, bangkitlah.

Jangan lengah jangan pula pasrah
meski Corona terus mengasah

Bangkitlah Indonesiaku, Corona bukanlah hantu!

IV

Semua yang terjadi, baik berwujud maupun tak nampak adalah naskah besar Yang Maha Kehendak.

hal yang absurd dan perihnya menusuk,
sesungguhnya masih ada jembatan harapan.

Jika ikatan putus asa disertai jaring rasa kecewa berlipat-lipatan, berkelindan,
dan amarahnya laksana sekumpulan rambut api
berkobar membakar satu perkampungan kumuh
saat itu pula, kamu hanya mengambil satu kesimpulan,
satu keputusan dan kebijakan yang tumpul.

: seberapa besar lukamu yang harus diobati?

Dan sesungguhnya,
aku tidak khawatir jika pun harus kembali terbang bersama sekelompok gagak hitam menerobos asap dari hutan yang terbakar.

2022

Baca Juga :  LAGU SUNYI