‘Back to Nature’, Tanaman Herbal Tingkatkan Imun Tubuh

Khasanah & Ragam Budaya

Jakarta (Restorasi News Siber Indonesia/SMSI) – Imunitas tubuh manusia atau sistem kekebalan tubuh sangat mepengaruhi aktifitas jasmani seseorang.

Mendiang seorang motivator dunia asal Amerika Serikat, Emmanuel James “Jim” Rohn, dalam setiap sesi motivasi semasa hidupnya selalu mengingatkan arti penting kesehatan dan kebugaran tubuh.

“Jagalah tubuhmu karena itulah satu-satunya tempat kamu hidup,” demikian ucapan Jim Rohn, yang dikutip dari laman indonesia.go.id, Sabtu, 23 Januari 2021.

Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi serta meningkatkan sistem imunitas tubuh. Misalnya, faktor lingkungan dan faktor genetik. Namun, adapula dari konsumsi makanan sehari-hari yang membentuk diri kita.

Menurut Dosen Departemen Famkologi dan Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati, .akanan berlemak atau mengandung gula atau biasa disebut sebagai western diet seperti makanan cepat saji (fast food), cenderung meningkatkan produksi protein-protein yang menyebabkan stres pada imun tubuh.

Pola makanan barat menyebabkan seseorang rentan terhadap penyakit degeneratif (metabolik), seperti jantung, kolesterol, dan diabetes.

Banyak makanan yang baik dikonsumsi sehari-hari untuk meningkatkan atau setidaknya menjaga agar kondisi tubuh kita tetap baik, seperti yogurt, acar yang merupakan produk fermentasi, dan makanan kaya serat.

Faktor lain adalah usia. Sel-sel imun pada umumnya akan mencapai puncak aktivitas saat individu sudah dewasa. Semakin tua usia sel-sel, maka aktivitasnya semakin menurun. Termasuk dalam memproduksi protein yang berfungsi melawan infeksi virus, yaitu interferon.

Kondisi kesehatan tiap individu juga ikut berpengaruh kepada sistem imunitas. Orang yang memiliki penyakit, lebih rentan terserang infeksi virus. Penyakit kronis yang diderita lama seperti diabetes, hipertensi, jantung, atau kolesterol dan radang hati dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.

Kondisi stres juga cenderung meningkatkan kemungkinan individu untuk terkena penyakit infeksi. Selain itu, konsumsi obat-obatan golongan tertentu seperti kortikosteroid dalam jangka waktu yang sangat lama juga akan menjadi karpet merah bagi penurunan sistem imunitas tubuh.

Baca Juga :  Reboisasi Tanaman Pohon Keras Cegah Erosi dan Jaga Cadangan Air

 

Meningkatkan Sistem Imun

Untuk menjaga dan meningkatkan sistem imun tadi, dapat dilakukan dengan imunomodulator yang berfungsi menaikkan (imunostimulator) atau menekan (imunosupresan) respons imun. Imunomodulator bisa didapat dengan konsumsi vitamin C, D, E, dan zinc.

Zinc membantu banyak enzim, protein, dan membentuk sel baru. Zinc juga melepaskan vitamin A dari penyimpanan di hati. Bila diminum dengan antioksidan, zinc dapat menghambat progresi degenerasi karena penuaan.

Zinc diperlukan sebagai ion katalitik, strukrural, dan pengatur untuk enzim, protein, dan faktor transkripsi. Oleh karena itu, zinc merupakan elemen yang utama dalam beberapa mekanisme homeostatis tubuh. Kondisi homeostatis terjadi ketika seseorang berupaya untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal termasuk dalam merespons imun.

Begitu pula dengan mengonsumsi asupan mengandung selenium yang berfungsi sebagai antioksidan. Mengonsumsi herbal jenis Echinacea juga diyakini mampu mencegah penyebaran virus dan infeksi. Echinacea adalah tanaman bunga herbal yang berasal dari daratan Amerika Utara.

Tanaman ini telah dikenal lama karena khasiatnya sebagai tanaman obat alami. Echinacea sudah digunakan selama lebih dari 400 tahun untuk mengobati berbagai kondisi penyakit. Setidaknya, ada tiga spesies dari Echinacea yang umum dimanfaatkan yaitu Echinacea pallida, Echinacea angustifolia, dan Echinacea purpurea.

Imunomodulator juga bisa didapat dari konsumsi propolis atau dikenal sebagai lem lebah karena merupakan kombinasi lilin lebah dan air liur lebah.

“Uji klinik dari propolis yang dikombinasikan dengan Echinacea dan vitamin C mampu mempercepat kesembuhan pada anak-anak yang mengalami infeksi saluran pernapasan,” kata Zullies.

Terakhir adalah mengonsumi tumbuhan obat jenis empon-empon yang didapat dari kunyit, jahe, jahe merah, temulawak dan meniran. Tanaman meniran banyak tumbuh liar di kebun, pekarangan, ladang, dan hutan, umumnya di tempat yang relatif lembab.

Baca Juga :  Tokek dan Mitos yang Berkembang Seputar Kehidupannya

Meniran banyak mengandung korilagin, geraniin, asam galat, katekin, dan filantin. Di Indonesia, ada beberapa produk yang menggunakan meniran sebagai bahan baku obat tradisional.

“Senyawa filantin dalam meniran mampu menghambat migrasi leukosit yang penting untuk meredakan proses inflamasi,” kata Nanang Fakhrudin, peneliti pada Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM. (Anton Setiawan/red)